Hidup adalah sebuah petualangan. Petualangan tanpa sebuah peta. Yang digerakkan oleh rasa yang terkira banyaknya. Apa tujuan hidup ini? Memuaskan semua rasa yang ada? Terlalu bodoh menghabiskan hidup dengan memenuhi rasa di dalam dada. Karena segalanya seperti menuangkan air pada gelas yang bocor. Tak akan pernah penuh.
Namun setiap sensasi yang telah dirasakan, begitu menyenangkan. Sulit meninggalkan semua itu dan mencari tujuan sejati dari hidup ini. Hidup bersenang-senang, bukanlah hidup. Karena hidup itu seperti aliran sungai yang terus mengalir. Tidak akan pernah kembali ke tempat yang sama. Namun saat semuanya berlalu dengan ritme yang sama, hal itu akan terasa begitu hampa.
Hujan menitik dengan begitu lembut. Membasahi parkiran di area apartemenku. Dengarkah engkau jiwaku? Nyanyian merdu sang hujan di siang hari yang kelam ini? Entah apa lirik lagu yang dinyanyikannya. Terasa begitu tenang, tidak memaksa namun tidak merdu. Apa sang hujan ingin menyampaikan sesuatu padaku? Jika iya, apakah itu?
Kubayangkan diriku bagaikan air hujan yang menetes jatuh dari langit. Mengalir membasahi bumi, mengikuti setiap lekuk yang tercetak. Mengalir dan terus mengalir, entah dimana aku berada sekarang. Entah kapan aku akan berhenti mengalir. Perjalanan ini terasa begitu panjang. Itukah arti hidupku, sang hujan? Sebuah perjalanan panjang, yang terasa begitu hampa? Karena ku tak tahu ke mana ku kan berakhir. Sedih, namun apa arti kesedihan itu? Karena akan ada banyak rasa yang harus kualami di depan nanti. Hai air yang mengalir, apa yang kamu rasakan? Aku? Apa yang kurasakan? Tak tahu.
Terdengar pekikan sang cahaya badai. Pertanda apakah itu?
"Manusia, apa hebatmu melebihi segala ciptaan Maha Kuasa di muka bumi ini? Kamu rapuh, dan mudah untuk dihancurkan. Jika Yang Abadi tak melindungimu, menuntunmu, mengasuhmu, bahkan berkorban untukmu, engkau tak lebih dari jentik-jentik di genangan air."
"Benar katamu, aku, manusia, adalah sesuatu yang tak berarti. Hanya karena kemurahan-Nya hidupku menjadi berharga. Guntur, teruslah mengingatkanku betapa kecilnya diriku. Agar aku tak tersesat, dalam petualangan ini."